Thursday, 21 January 2016

 Raja yang Sangat menyukai Baju-Baju Bagus
Alkisah, di Kerajaan Inggris, hiduplah raja nan sangat menyukai penampilan, terutama fesyen. Sang Raja ini selalu memakai busana baru. Bahkan, setiap hari bajunya selalu berganti-ganti. Baju nan dikenakan harus selalu beda dan baru. Bahkan, tak satupun kerabatnya boleh mengenakan pakaian nan mirip dengan pakaian Sang Raja.
Dalam cerita rakyat Inggris ini diceritakan bahwa Sang Raja menghabiskan pundi-pundi uang kerajaan buat memesan pakaian baru kepada penjahit kesukaan kerajaan. Nasib kesejahteraan rakyat hampir diabaikan oleh raja dan kerabatnya. Yang ada di pikiran Sang Raja gila fesyen ini ialah selalu berjalan-jalan keliling kerajaan sambil memamerkan busana latif nan dikenakan. Tujuannya tentu saja agar dikagumi rakyatnya.
Dalam satu hari, Sang Raja, bahkan, dapat 6 kali ganti busana baru. Kebiasaan bermewah-mewahan ini sudah diketahui oleh rakyatnya dan menjadi pergunjingan penduduk kerajaan. Diceritakan dalam cerita rakyat Inggris bahwa sementara Sang Raja memamerkan busana, di luar istana kerajaan ini, terdapat kota nan begitu ramai. Setiap hari selalu didatangi oleh pendatang asing dengan segala tujuan. Ada nan ingin menjual hasil pertaniannya di kota dan ada pula nan datang ke pasar buat membeli berbagai keperluan.
Diceritakan dalam cerita rakyat Inggris tersebut bahwa di sudut-sudut kota, banyak pedagang nan menjajakan makanan dan tukang pandai besi nan biasa membuat peralatan pertanian. Ada tukang ramal nan selalu dikerubuti para pencari nasib dan masih banyak lagi aktivitas di kota kerajaan ini. Pada suatu hari, datanglah dua orang penipu ulung ke kota kerajaan. Mereka datang sebab mendengar cerita bahwa Sang Raja sangat menggilai busana. Lantas, mereka membuat tipu makar nan ditujukan kepada Sang Raja.
Sebelumnya, masih menurut cerita rakyat Inggris, kedua penipu ini membuat orang-orang di kota percaya bahwa kedua orang ini ialah pemintal ternama nan dapat membuat kain indah. Mereka mengaku rona kain dan motif protesis mereka, selain menakjubkan, membuat baju nan dibuat dari kain itu luar biasa indahnya hingga tak dapat dilihat oleh orang-orang bodoh dan tak pantas menduduki jabatannya.
Lantas, kabar dari kedua pemintal gadungan terdengar oleh Raja. Kedua penipu itu pun diundang menghadap Sang Raja. "Kain nan menakjubkan" pikir Sang Raja. Jika saya mengenakan baju nan dibikin oleh kedua pemintal ini, saya dapat mengetahui siapa saja di antara bawahanku nan tak pantas menduduki jabatan di kerajaanku. Karena tertarik, Sang Raja memberikan sekantong emas kepada kedua pemintal gadungan buat dibuatkan busana. Sekantong emas juga ikut diceritakan dalam cerita rakyat Inggris tersebut.
Di kemudian hari, datanglah dua penipu itu ke kerajaan sambil membawa seperangkat peralatan tenun dan pretensi memintal benang dan menenun. Padahal, sebenarnya, tak ada benang apapun pada alat tenun itu. Mereka bilang sedang memintal benang sutra dan benang emas nan terhalus di dunia. Kedua orang itu terus bekerja sampai akhirnya jadilah beberapa helai ‘busana’ hasil protesis kedua penipu ini. Dua penipu ini menjadi tokoh primer dalam cerita rakyat Inggris selain Sang Raja.
Raja tak sabar ingin melihat busana itu, Sang Raja menyuruh perdana menteri melihat busana pesanannya. Setelah melihat busana Sang Raja, perdana menteri jadi kaget sebab dia tak melihat apa-apa di meja kerja penipu itu. Pikir perdana menteri apakah saya bodoh hingga tak dapat melihat pakaian itu? Oleh penipu itu, diterangkan bahwa begitu indahnya busana hasil jahitannya sehingga akhirnya utusan raja ini percaya.
Suatu hari, pakaian hasil jahitan kedua penipu ini diserahkan kepada Sang Raja. Ketika tak melihat pakaian nan dibawa penipu itu, semula Sang Raja ragu, "Kemana bajuku ini? Apa belum jadi?" Penipu itu menjawab, "Oh tidak, Baginda Raja. Baju Anda dipintal dari kain sutra nan paling halus hingga busana Anda begitu ringan dipakai dan latif dipandang sehingga banyak orang nan mengagumi baginda raja. Bahkan, saat baginda mengenakan busana ini jadi tahu siapa-siapa nan bodoh hingga menyangsikan pakaian baginda."
Kenyataannya memang tak ada pakaian nan dipintal oleh penipu itu, Sang Raja berjalan keliling istana sambil telanjang dada dan hanya mengenakan baju dalam. Tidak satu pun pengawal nan berani membantah bahwa sang raja sedang tak berpakaian. Namun, apa kata para rakyat jelata melihat tingkah polah rajanya jalan-jalan dalam keadaan nirbusana.
Raja ini menjadi pergunjingan rakyatnya. Tidak seorang pun ingin mengatakan apa-apa sebab tak ingin dianggap bodoh. Sungguh malang Sang Raja. Karena ketamakannya, ia mudah diperdayai oleh kedua penipu itu. Cerita rakyat Inggris nan satu ini mengajarkan kita bahwa kesombongan sama sekali tak baik bagi kehidupan sosial. Raja nan disegani kemudian "jatuh" sebab kesombongannya.