Tuesday, 2 February 2016

Cerita Jaka Sembung

JAKA SEMBUNG 
Alkisah Bajing Ireng adalah seorang pendekar wanita yang bernama asli Roijah dari Desa Kandang Haur. Melihat ketidak-adilan dan penderitaan rakyat, Bajing Ireng merampok harta orang-orang kaya dan tamak dan terutama para penjilat Kumpeni untuk didermakan kepada rakyat jelata yang menderita.
Penderitaan rakyat pada waktu itu bukan saja dari penjajah Belanda, tetapi juga akibat bencana alam yang bertubi-tubi. Suatu hari ketika pulang merampok di rumah Demang Asmara, Bajing Ireng dicegat oleh Jaka Sembung. Dia mengira bahwa Jaka Sembung (Joko Sembung) adalah orang bayaran Demang Asmara, maka Bajing Ireng langsung menyerang Jaka Sembung.
Sambil sibuk meladeni serangan Bajing Ireng, Jaka Sembung berusaha menjelaskan siapa sebenarnya dirinya. Setelah berhasil menjelaskan siapa dirinya sebenarnya, Bajing Ireng berbalik mengagumi ketangkasan Jaka Sembung yang bernama asli Parmin itu. Parmin adalah pendekar yang dianggap memberontak dan membahayakan pemerintahan Belada pada waktu itu. Dia adalah seorang buronan Belanda yang barang siapa bisa menangkapnya akan diberi hadiah yang besar oleh Belanda.
Demang Asmara yang sudah lama bersengkongkol dengan Kumpeni menyediakan diri dengan syarat jika berhasil menangka Jaka Sembung minta kedudukannya dinaikkan menjadi bupati. Dan Kumpeni pun sepakat, maka diaturlah siasat untuk menangkap Jaka Sembung dengan segala kelicikan Demang Asmara.
Dengan segala kelicikan Demang Asmara, akhirnya Jaka Sembung berhasil di tangkap dan dijebloskan kedalam penjara. Didalam penjara, Jaka Sembung mendapat perlakua bak binatang dan siksaan yang sagat berat. Penderitaannya di dalam tahanan seolah tiada hentinya.

Dendam Balung Wesi terhadap Ki Sapu Angin guru Jaka Sembung tak pernah padam membuat ia menjadi pembunuh dan melakukan perbuatan yang membabi buta karena dipengaruhi oleh ilusinya. Kehebatan pendekar sesat ini segera dimanfaatkan oleh seorang Demang, yaitu Juragan Asmara Cakradiningrat yang menjadi orang kepercayaan Kompeni Belanda dalam menindas setiap perjuangan rakyat di daerah Pasundan.
Selain Balung Wesi, Juragan Asmara menghimpun pula beberapa pendekar sesat untuk memerangi perjuangan rakyat yang dipimpin oleh Jaka Sembung. Sebagai seorang Pendekar yang disegani oleh Kompeni. Dalam perjuangannya melawan Kompeni yang dipimpin oleh Kapten De Koneng, Jaka Sembung dibantu oleh seorang pendekar wanita bernama Bajing Ireng. Bajing Ireng sebelumnya sudah berjuang melawan Kompeni seorang diri, dimana dia berlaku sebagai pencuri budiman, yaitu mencuri harta orang-orang kaya kepercayaan Kompeni maupun milik Kompeni sendiri untuk dibagikan pada rakyat yang miskin dan menderita.
Dalam perjuangannya, Jaka Sembung dan Bajing Ireng selalu dilindungi oleh gurunya masing-masing, yang masa sebelumnya para guru itu saling punya kaitan peristiwa sebelumnya dengan para pendekar sesat itu. Segala macam peristiwa dan penderitaan dialami baik oleh Jaka Sembung maupun Bajing Ireng dalam perjuangannya. Dan Musuh yang dihadapinya bukan saja para penjajah Kompeni, tapi juga bangsa sendiri yang rela menjual tenaga dan nyawanya untuk kepentingan sang penjajah.
Setelah melihat tekad dan keberanian dari Jaka Sembung dan Bajing Ireng, maka rakyat Pasundan bangkit kembali semangatnya untuk berjuang melawan kezaliman dan keserakahan Kompeni beserta pendukungnya.
Akhirnya dengan semangat yang menyala dan dukungan segenap masyarakat / rakyat Jaka Sembung dan Bajing Ireng akhirnya dapat menumpas Kompeni dibawah pimpinan Kapten De Koneng serta Juragan Asmara Cakradiningrat serta pengikutnya.


Blog Gado-Gado